Bisnis Kelinci Amat Menjanjikan |
Oleh Administrator |
Kamis, 16 Januari 2014 10:54 |
Rasanya sayang sekali jika melewatkan
daging kelinci mengingat dagingnya lebih sehat, rendah lemak serta
kolesterol, protein yang tinggi dan teksturnya yang lembut. Bulunya pun
bermanfaat untuk bahan pembuatan pakaian, tas, sendal maupun aksesoris
lainnya. Feses dan urine kelincipun sangat baik sebagai pupuk organik.
Kita mengenal dua jenis kelinci yaitu
kelinci hias dan kelinci pedaging. Masing-masing mempunyai karakteristik
berbeda dalam penanganan peternakan dan bisnisnya. Menurut Ketua
Himpunan Masyarakat Perkelincian Indonesia (Himakindo), Yono C Rahardjo
permintaan akan daging kelinci dari tahun ke tahun semakin tinggi namun
minim pasokan. “Peluang bisnis kelinci seungguhnya masih terbuka lebar
dan menjanjikan,” tutur Yono.
“Seperti hotel-hotel di Bali, saat ini
sudah menghidangkan sajian daging kelinci, cuma supply terbatas. bahkan
banyak rumah sakit mulai menyediakan menu daging kelinci karena lebih
menyehatkan dibanding daging lainnya.” ungkap Yono yang juga seorang
ahli kelinci di Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Bogor.
Saat ini China merupakan penghasil
daging kelinci terbesar di dunia dengan populasi potong 700 juta
ekor/tahun dan diestimasi tahun 2020 akan mencapai 24 milyar/tahun.
Sementara di Vietnam sekitar 5-7 juta ekor/tahun dan di estimasikan pada
2016 mencapai 16 juta ekor/tahun.
Pemeliharaan kelinci pedaging tidak jauh
berbeda dengan kelinci pada umumnya. Bisa dengan dilepas pada area
tertentu atau dikandangkan. Jika bertujuan untuk usaha ternak
sebaiknya menggunakan sistem kandang. Kandang yang digunakan ada
beberapa macam. Kandang baterai untuk indukan dan kandang koloni untuk
anakan yang lepas sapih.
Yono menjelaskan pengembangbiakan dan
pertumbuhan kelinci sangat cepat. “Dalam setahun misalnya, seekor induk
kelinci mampu menghasilkan 12 - 88 ekor anakan setara dengan 40 kg bobot
hidup pada pola tradisional dan 120 kg dengan pola intensif,” terang
Yono.
Sedikit berbeda dengan kelinci hias yang
pemberian pakannya bertujuan untuk kualitas pertumbuhan bulu yang
bagus, maka pakan untuk kelinci pedaging bertujuan untuk menghasilkan
daging yang berkualitas bagus. Pakan utama kelinci adalah rerumputan,
bisa ditambah dengan pakan buatan pabrik atau pellet kelinci, ampas
tahu, dan sayur-sayuran.
Daging kelinci bisa diolah menjadi
berbagai jenis produk olahan, sama seperti produk yang terbuat dari
daging ayam maupun sapi yang dijual di supermarket. “Sosis, bakso,
nugget, abon, dendeng juga bisa dibuat dari daging kelinci,” kata Yono
Sekitar pertengahan 2012 lalu,
pemerintah telah mengembangkan konsep peternakan kelinci di 5 lokasi
Indonesia yakni Kerinci (Jambi), Tondano (Manado), Bedugul (Bali), Batu
(Malang) dan Malino (Sulsel).
Disampaikan Yono, kampung industri
kelinci usaha berbasis kelompok ini memang berorientasi komersial. Ia
berharap, masyakarat pedesaan yang bersedia beternak kelinci bisa
memperoleh asupan gizi yang baik dan pendapatan tambahan.
Drh Syahroni Djaidi GM Pet Food Business
CP Prima berharap dengan digalakkannya promosi mengenai potensi
kelinci sebagai sumber protein hewani dan pet, dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kelinci. “Untuk rencana ke depan, kami
mengajak Prof Yono untuk berkolaborasi lebih jauh guna menghasilkan
produk pakan kelinci dengan formulasi yang sesuai dan harga yang
terjangkau,” tutur Roni.
sumber : infofet.com
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar